JAYAPURA[PAPOS]-Apara
t gabungan TNI dan POLRI terlibat baku tembak dengan Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) di Wutung Distrik Muara Tami, Perbatasan Indonesia dengan Papua New Guinea, Sabtu (5/4/2014).

Dalam
baku tembak selama beberapa jam itu, 3 orang dari Kelompok Sipil
Bersenjata dilaporkan tewas. Namun jenasah korban tewas dari KSB itu
berhasil dievakuasi rekan-rekannya ke Papua New Guinea.
Sebelum
peristiwa terjadi kontak senjata, Kelomok Sipil Bersenjata yang
diperkirakan berjumlah sekitar 40 orang dengan mengunakan senjata laras
panjang, yang diduga hasil rampasan milik aparat keamanan, melakukan
kekacauan di perbatasan kedua negara ini.
Di
lokasi tersebut, Kelompok Sipil Bersenjata membakar sejumlah bendera
merah putih dan kantor kehutanan. Setelah membakar bendera merah putih,
anggota Kelompok Sipil Bersenjata yang diduga pimpinan Mathias Wenda
mengibarkan dua bendera bintang kejora dan satu bendera PBB.
Setelah
membakar kantor kehutanan, anggota KSB kemudian melakukan aksinya
dengan merusak atau merobohkan pagar-pagar besi yang dipasang di pemisah
jalan. Tidak hanya itu, belasan tiang bendera merah putih, juga ikut
dirobohkan.
Tak
berhenti sampai disitu, Kelompok Sipil Bersenjata menebangi pohon-pohon
kelapa yang kemudian dirobohkan ditengah jalan. Setelah merusak
fasilitas yang ada diperbatasan, kelompok tersebut kemudian menari-nari
ditengah-tengah jalan, selanjutnya melakukan penembakan kearah menara
suara disamping Kantor Pos Polisi Perbatasan.
Dalam
penembakan ini, seorang anggota unit Intel Kodim 1701/Jayapura Serma
Tugiono dan Kapolresta Jayapura AKBP Alfred Papare, SIK juga mengalami
luka-luka terkena serpihan kaca hingga harus dilarikan ke rumah sakit
untuk mendapatkan perawatan medis.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol.Pudjo Sulistyo, SIK mengatakan, setelah cukup kuat personel yang dibutuhkan, aparat gabungan TNI dan Polri sekitar
pukul 15.00 WIT, berhasil memukul mundur dam menurunkan dua bendera
bintang kejora untuk selanjutnya diamankan untuk dijadikan sebagai
barang bukti guna proses penyelidikan lebih lanjut.
Akibat
kekacauan yang dilakukan KSB ini kata Kabid Humas, dari segi transaksi
ekonomi, warga masyarakat baik yang pedagang maupun pembeli dari warga
tetangga, diperkirakan mengalami kerugian sebesar Rp 1 Miliar.
“
Hari sabtu merupakan hari pasar, dimana banyak warga dari PNG dengan
mengunakan mobil carteran yang akan berbelanja ke pasar Wutung tidak
bisa melakukan aktivitasnya akibat kondisi di perbatasan sedang diganggu
oleh KSB,”tandasnya.
Pangdam
XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Drs. Christian Zebua, MM mengakui jika
kontak senjata ini menyebabkan tiga orang korban tewas di pihak Kelompok
Sipil Bersenjata. “Korban dari pihak mereka (KSB-red) ada tiga orang, namun mereka berhasil ketiga korban ke PNG,” ucap Pangdam, Minggu (6/4/2014) di Makodam.
Pangdam mengaku sebenarnya TNI dan POLRI dari awal bisa memukul mundur, namun saat itu masih terdapat warga sipil sehingga aparat
keamanan lebih tidak langsung bertindak. Langkah ini dilakukan untuk
menghindari jatuhnya korban dari masyarakat sipil. [nur/tom]
Terakhir diperbarui pada