PNWP & KNPB

TANAH PAPUA

TPNPB - OPM

POLHUKAM

NASIONAL & INTERNASIONAL

/ / Unlabelled / Juli 2015: Ancaman terhadap pembela HAM di Papua meningkat




Werited by. Suara kota awal opm dan agama. On 23 agustus 2015.



Tim Orang Papua di Balik Jeruji, melaporakan. Pada akhir Juli 2015, setidaknya ada 51 tahanan politik di Papua. Informasi yang diterima dari Koalisi untuk Kedamaian, Hukum dan HAM Pegunungan Tengah Papua melaporkan adanya peningkatan intimidasi dan
pelecehan terhadap pembela HAM dan pengacara di Wamena. Anggota Koalisi
yang memberikan pendampingan untuk Roby Erik Pekey, seorang korban
kekerasan polisi yang sewenang-wenang di Wamena, telah menjadi korban
pelecehan terkait perannya dalam menangani impunitas. Peningkatan angka
laporan intimidasi yang dialami oleh pembela HAM mengindikasikan
pentingnya keberadaan negara untuk mengambil tindakan dalam menjamin
perlindungan.
Laporan dari Koalisi yang menjelaskan bagaimana para polisi Jayawijaya
dapat menganiaya Roby Pekey dengan bebas ketika dia sedang menjalani
perawatan medis di RS Wamena adalah salah satu contoh kebrutalan polisi di
ruang publik. Dalam update bulan April 2015, kami mencatat dua kasus dari
korban lain yang ditahan sewenang-wenang, disiksa dan diperlakukan dengan
sadis di rumah sakit.
 Di Tolikara pada tanggal 17 Juli, seorang remaja berusia 16 tahun ditembak hingga meninggal dan setidaknya ada 11 orang lainnya yang terluka ketika
pihak keamanan menembak kerumunan yang sedang protes terkait penggunaan
pengeras suara selama pelaksanaan solat Idul Fitri. Penembakan tersebut
memancing pembakaran beberapa kios yang membuat apinya merembet ke
musholla yang mana solat Idul Fitri sedang berlangsung. Ketika polisi
menangkap dua orang yang diduga terlibat dalam pembakaran, pelaku
penembakan dari pihak kepolisian belum diidentifikasi atau diperhitungkan.
Penyelidikan terhadap kejadian tersebut sedang berlangsung hingga saat
ini.
Setidaknya ada 40 anggota ULMWP (United Liberation Movement of West Papua
– Serikat Gerakan Pembebasan Papua Barat) yang ditahan karena terlibat
dalam pemberian sesi doa memberikan terima kasih terkait hasil pertemuan
MSG (Melanesian Spearhead Group – Kelompok Tombak Melanesia) bulan Juni.
Sejak bulan Mei tahun ini, 264 orang telah ditahan karena menyuarakan
dukungannya atau terlibat dengan ULMWP. Penargetan anggota ULMWP dan
pendukungnya dalam penahanan sewenang-wenang menunjukkan kebijakan yang
tidak toleran terhadap aspirasi kemerdekaan Papua yang damai. Sumber:
http://www.papuansbehindbars.org/?p=3546&lang=id

 




«
Next

Posting Lebih Baru

»
Previous

Posting Lama

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

ARTIKEL & OPINI