PNWP & KNPB

TANAH PAPUA

TPNPB - OPM

POLHUKAM

NASIONAL & INTERNASIONAL

2015




wiritted on Mnukwar, by. Suara Awal OPM dan AGAMA
 
KNPB Mnukwar; Pada 10 November  sebagai hari HAM sedunia, maka kami dari Komitte Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah mnukwar memperingati hari HAM sedunia.  Pelanggaran HAM  di tanah Papua dilakukan oleh negara Indonesia dan Amerika Serikat, diatas tanah Papua melebihi umur bangsa Papua yang dideklarasikan melalui dewan Nieuw Guinea Raad pada tahun 1961 yang berumur sekarang menjadi 54.
Pelangaran HAM berat yang dilakukan oleh negara Indonesia dan Amerika Serikat adalah hanya karena nafsu ekonomi di Papua Barat. Sesunguhnya, Allah menciptakan manusia Papua dengan kekayaan yang berlimpah namun kekayaannya tidak dinikmati oleh manusia Papua namun dinikmati oleh negara-negara rakus dengan menerapkan sistim kapitalis dan kolonialis. Hanya karena kekayaan Alam Paua, Milik  orang Papua akibatnya, orang Papua selalu saja Disudutkan, Dibunuh, Dipaksa, ditembak, Diperkosa sampai Masalah HAM sedang pantau oleh negara luar maka indonesia menerapkan sistim baru yang disebut “Pelan Tapi Pasti Memusnahkan orang Papua”, pelangaran HAM di Papua negara indonesia tidak sangup dan mampu untuk menuntaskan penyelesaiannya.
Hari ini 10 Desember sebagai hari HAM Sedunia, Kami sebagai Orang Papua Ras Melanesia barat yang Tuhan Allah Ciptakan untuk hidup diatas tanah ini, Pulau Papua Ini, Dan Menikmati Kekayaan Kami.
Menggapa indonesia bagaikan Orang Papua binatang buruan, apa indonsia menilai orang Papua seperti  binatang buruan?, Pelangaran HAM Dipapua sedetik pun tetap saja ada, tidak ada keadilan sama sekali,  dimata Negara indonesia Papua bagaikan binatang yang Membahayakan Negara Indonesia sehingga selalu berburuh untuk dibunuh dan di punahkan.
Kami orang Papua sadar dan mengerti bahwa Negara NKRI adalah seorang Ayah tiri dan undang- undang adalah Mama tiri kedua orang tua telah berhasil membesarkan dengan menyengsarahkan kami  bahkan menderita.
orang Papua sadar bahwa kami menjadi dewasa yang bisa hidup mandiri. Anehnya adalah orang tua tidak memberikan kesempatan kepada anaknya untuk menjadi keluarga sendiri dan mandiri hingga merdeka. Yang diharapkan oleh orang papua sendiri yaitu kemerdekaan dan mendirikan suatu negara yang sama seperti kedua Orang Tua Tiri NKRI dan Undang – undangnya.
Pada hari ini 10 Desember 2015, merupakan hari HAM sedunia maka, kami Rakyat West Papua dari sorong sampai Merauke sedang mengalami pelanggaran HAM berat. Pelangaran HAM di Papua dimulai dari hadirnya Negara indonesia di Tanah Papua sampai sekarang 2015, Pelangaran Ham di Tanah Papua tidak bisa dan tidak akan diselesaikan antara Orang Papua dan Negarah Penjajah Indonesia,  Kita meninjau kembali Sungguh aneh tapi nyata, semua akan terlihat jelas bahwa, tidak ada nilai sama sekali kehormatan dan martabat rumpun Melanesia di Papua Barat di mata pemerintah kolonial Indonesia.


Manusia di Papua Dibunuh oleh aparat TNI/ POLRI negara NKRI ,  pelangaran HAM yang belum tuntas oleh negara sampai saat ini adalah, Roma Agereemen,  PEPERA 1969, Kontrak Kerja PT.Freeport Indonesia pada 1967,  Wamena Berdarah, Timika Berdarah, Biak Berdarah, Wasior Berdarah, Jayapura Berdarah, Pembunuhan Martinus Yohame Ketua KNPB Sorong, Pelangaran HAM dan pembunuhan warga sipil ada 12 kali peristiwa dalam tahun 2014 – 2015,

Kami Dari Komitte Nasional Papua Barat (KNPB) Mnukwar Melaporkan kepada Dunia Internasional bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melakukan pembunuhan  ratusan ribu orang papua, Dan menjadi pelangaran HAM Berat yang disembunyikan, Tidak bisa dipertangung jawabkan Oleh Indonesia dan tidak Mau dunia internasional mengetahui Pelangaran HAM di Papua.  Ada Beberapa Pelanggaran HAM oleh Negara Indonesia  Adalah Sebagai Berikut:
1.         Pembunuhan Masal di Paniai 8 desember 2014, menewaskan 4 pelajar dan puluhan lainya terluka,
2.         Penembakan terhadap anak kepala suku FIT NAWIPA, Kepala suku umum timika FIT NAWIPA gorong-gorong timika, Polisi menembak Meki Nawipa Umur 19 Tahun , Sabtu 10 januari 2015 malam, pukul 21.45 di Gorong-Gorong Timika.
3.         Penembakan Pembubaran Paksa penggalangan dana Kemanusiaan Untuk Vanuatu di Yahukimo tanggal 19 Maret 2015, polisi menembak mati OBANG SEGENIL, dan 6 orang lainya terlukan akibat penembakan yang dilakukan kepolisian.
4.         Penembakan di Dogiyai satu orang tewas atas nama PODEPA AGAPA 14 anak sekolah dan 7 orang lainya terluka, pada tanggal 26 Juni 2015
5.         Pembunuhan Misterius yang diduga dilakukan oleh aparat kepolisian yang berpakian pereman atau militer non oragani di Yahukimo pada tanggal 04 maret 2015, salah satu anggota KNPB yahukimo DENI BAHABOL, dibunuh aprat lalu dibuang di sungai dengan di isi dalam karung.
6.         dan penyiksaan terhadap salah satu pemudah di merauke oleh kepolisian pada tanggal 28 september 2015. Penembakan 11 orang di Tolikara dan 1 orang atas nama EDI WANIMBO Mati dan 10 orang lainya terluka akibat timah panas aparat, pada tanggal 17 juli 2015
7.         Penembakan terhadap 6 warga sipil di timika Pada tanggal 28 agustus 2015, menewaskan, EMANUEL MAIRIMAU, YULIANUS AKOARE dan 4 orang lainya terluka akibat timah panas TNI
8.         Pembunuhan dan penikaman serta pembakaran di organda yang mengakiatkan korban mahasiswa di kamkey pada tanggal 9 juni 2015
9.         Pembunuhan terhadap KALEB BAGAU di timika pada tanggal 28 sebtember 2015, dilakukan oleh kepolisian.
10.     Pembunuhan YAMES KOGOYA yang dilakukan oleh Militer Non organik kemudian dibawah ke Rumah sakit abe pada tanggal 24 september 2015, diduga dilakukan oleh Militer non organik.
11.     Penculikan dan penyiksaan oleh polisi terhadap 3 pemuda di pante besyi G jayapura pada tanggal 27 Agustus 2015.

12.     Penangkapan
13.     Penembakan brutal oleh TNI dan Polri pada 1 Desember 2015 di serui papua, kampung wanampompi, distrik angkasaisera, kepulauan yapen papua,  akibatnya 12 orang korban kritis, 4 orang diantaranya tewas meninggal Dunia. Sangat kami mempertanyakan, Pihak perinta setempat dan pihak gereja dimana? Akhirnya masyarakat sipil melarikan diri pengungsian ke hutan- hutan diserui. Segerah perintah setempat dan pihak gereja memperhatikan yang sedang terjadi disana.


PERNYATAAN SIKAP
Pada hari ini 10 Desember 2015, hari HAM sedunia. Kami rakyat West Papua di Mnukwar melalui KNPB Mnukwar mendesak kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia Bahwa:
1.    Negara kesatuan Republik Indonesia segerah Membuka Ruang Demokrasi di Tanah Papua.
2.    Kami mendesak kepada Indonesia, Segerah membuka Ruang bebas akses berita untuk wartawan Internasional meliput di Tanah Papua.
3.    Kami mendesak indonesia segerah menuntaskan pelanggaran HAM di Tanah Papua melalui Mekanisme internasional di Pengadilan tertinggi Internasional.
4.    Kami mendesak indonesia, Membiarkan Kami Orang Papua menentukan Nasib Sendiri (Referendum) di Tanah Papua melalui mekanisme hukum internasional.
5.    Mendesak PBB segera mengirim tim pemantau PBB di West Papua
6.    Mendesak Negara-negara kawasan pasifik dan rumpun Melanesia segera mengirim tim pencari fakta yang sudah dibentuk di tanah papua. Dan segera mendesak Indonesia agar membuka akses tim pencari fakta sebab korban pelangaran HAM semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir ini.
Mnukwar, 10 Desember 2015

KOMITE NASIONAL PAPUA BARAT (KNPB)
WILAYAH MNUKWAR

Melkias Beanal
Sekretaris KNPB Mnukwar











































Writted on 6 November 2015. By. Saudara Kita awal OOM dan AGAMA.


Kronologis ini tidak mendetail namun, kami dapatkan informasi melalui telepon seluler dari rakyat di Serui, tempat kejadian perkara (TPK), pada tanggal, 1 Desember 2015 wp di serui kampung wandapi atau wanampom.
Pada tanggal, 1 Desember 2015, Rakyat setempat menaikan benderah Bintang Fajar, Pada pagi hari sudah melakukan pengibaran dan pada jam 07.00wp suda turunkan benderah Bintang Fajar merupakan. Satu jam kemudian datanglah Kendaraan Satu Mobil Dalmas, Dua Mobil Avanza, Satu Mobil Exrada Dan Satu Mobil Dalmas Polisi.
Ditempat kejadian tersebut berbukitan sedikit, Rakyat dan kampung Wadapi berada posisi di dataran Rendah, sedangkan jalan raya milik pemerintah ada diatas bagian bukit, karena kedatangan mobol- mobil diatas maka, Lima Orang diantaranya herik manitori, 2. Yulianus robaha, 3. Yonas manitori, 4. Darius andiribi, dan 5. Anton Runaweri tete tua yang sudah berusia yang lanjut.
Kelima orang rakyat menuju ke atas jalan dengan tujuan negosiasi dengan kedatangan Militer Gabungan Tni/Polri mereka berlima orang menuju ke dekat mobil.
Namun disikapi dengan penembakan, penembakan pertama ke arah Yonas Manitori, Yonas berada di barisan ke tiga, yang pertama bawa muka ke dekat mobil – mobil adalah Herik Manitori Kedua Yulianus Robaha, penembakan dilakukan Melewatkan Kedua Orang pertama dan tembak ke langsung ke Yonas, Yonas di tembak bagian berut hingga tembus ke belakang dengan pata tulan belakag dan tewas  di tempat. Kedua orang depan dan kedua orang dibelakang Yonas juga ikut ditembak mati.
Tni/polri menuju ke tempat yang tadi  pengibaran benderah dan penembakan yang sangat brutal tidak memandang anak kecil dan ibu- ibu.
Atas penembakan Brutal tersebut menjadi korban dan terluka berat dan sedang krisis dan ada juga yang meniggal Dirumah Sakit Umum Weyna Kawini- Mantensu Serui, Nama- nama rakyat sipil yang korban adalah sebagai berikut.  1. Paulinus Waroroai, 2.Sakarias Turunat, 3. Yance Manitori, 4.Agus Manitori. 5.Pilemon Ayomi, 6.Alius Carimati dan  7.Daud Ayomi.
Dari tujuh (7) Orang Rakyat Papua diatas (Dua) aorang diantaranya, Paulinus Waroroai Dan Pilemon Ayomi meniggal Di Rumah Sakit Umum Weyna Kawini- Mantensu Serui.
Setelah kejadian tersebut, TNI Dan POLRI Indonesia juga melakukan penyisiran dan pengejaran besar – besaran terhadap rakyat sipil di kampung dilakukan dengan Patroli Laut, dan Darat sampai saat ini juga sedang berlangsung.
Daerah atau kampung yang sedang penyisiran adalah di distrik yapen utara (Yobi) Serui, yaitu kampung Yobi, kampung Tindaret, kampung Artanen, Kamung Sambrawai.
Distrik yapen timur jahu yaitu:  Kampung Warompi, Kampung Korombobi, Kampung Dawai, Kampung Keremui, Kampung Kampung Pasir Panjang, Kampung Barawai, Kampung Wandu, Kampung Papuru, Kampung Saweri, Kampung Wansma, Kampung Woda Dan Kampung Sawendui.
Distrik ansus yapen barat yaitu, Kampung Sarawandori, Kampung Tatui. Kampung Aryepi, Kampung Kamanap, Kampung Sasawa, Kampung Ansus Satu dan Dua, Kampung Sereweri.
Kejadian penyisiran dan Pengejaran yang sedang berlangsung terus menerus  ini tidak diketahui oleh orang yang ada di dalam kota serui, karena tidak ada komunikasi. Admion (MB)

Wiritted on Mnukwar, 03 Desember 2015. By.Suara Kota Awal OPM Dan AGAMA


Foto Ilustrasi Penembakan di Yeleka Wamena Oleh Anggota TNI/Polri

KNPB NEWS. 03 DESEMBER 2015. TNI/Polri Tembak Mati Empat Warga di Papua  DI KAMPUNG Wanapompi, Angkaisera, Yapen, masing-masing, Herik Manitori, Yonas Manitori, Yulianus Robaha dan Darius Anderibi telah ditembak mati tim gabungan TNI/Polri kolonial Indonesia, pada syukuran peringatan manifesto kemerdekaan West Papua, 1 Desember 2015, pukul 07.30, hanya karena mengibarkan bendera bintang fajar di depan rumah mereka. Sekalipun perihal peringatan itu sudah disampaikan oleh Herik kepada Polres Yapen, dan sekalipun disaat penggrebekan Herik dan warganya hendak bernegosiasi, namun TNI dan Polri secara brutal, langsung menggempur dan menembak mati mereka.
KNPB mengutuk keras brutalisme militer kolonial Indonesia. Rakyat West Papua, Indonesia dan dunia pun tidak akan menerima perbuatan biadab militer kolonial Indonesia yang terus membunuh rakyat Papua. Euforia rakyat melalui pengibaran bendera secara damai dan bermartabat itu, sekalipun sebelumnya KNPB telah melarang, adalah bentuk ekspresi politik dalam menuntut hak penentuan nasib sendiri yang harus dihormati bahkan dilindungi oleh negara kolonial. Kejahatan kemanusiaan ini harus dilawan. SUMBER : TNI/Polri Tembak Mati Empat Warga di Papua
4 warga Wanapompi, Angkaisera, Yapen, masing-masing, Herik Manitori, Yonas Manitori, Yulianus Robaha dan Darius Anderibi telah ditembak mati tim gabungan TNI/Polri kolonial Indonesia, pada syukuran peringatan manifesto kemerdekaan West Papua, 1 Desember 2015, pukul 07.30, hanya karena mengibarkan bendera bintang fajar di depan rumah mereka. Sekalipun perihal peringatan itu sudah disampaikan oleh Herik kepada Polres Yapen, dan sekalipun disaat penggrebekan Herik dan warganya hendak bernegosiasi, namun TNI dan Polri secara brutal, langsung menggempur dan menembak mati mereka.
KNPB mengutuk keras brutalisme militer kolonial Indonesia. Rakyat West Papua, Indonesia dan dunia pun tidak akan menerima perbuatan biadab militer kolonial Indonesia yang terus membunuh rakyat Papua. Euforia rakyat melalui pengibaran bendera secara damai dan bermartabat itu, sekalipun sebelumnya KNPB telah melarang, adalah bentuk ekspresi politik dalam menuntut hak penentuan nasib sendiri yang harus dihormati bahkan dilindungi oleh negara kolonial. Kejahatan kemanusiaan ini harus dilawan. Atau, masihkah atas nama NKRI, kita membenarkan perbuatan ini?. Disampaikan oleh Sekum KNPB Pusat. Nesta ones suhuniap.



Wiritted on Mnukwar, 03 Desember 2015. By.Suara Kota Awal OPM Dan AGAMA

Biak 03 Desember 2015. Aparat kepolisian mengawal ketat jalanya sidang ke 7 terhadap tiga tahanan politik papua di biak, tiga tahanan politik tersebut masing-masing Apolos Sroyer Mantan Ketua KNPB Wilayah Biak kini menjabat sebagai ketua Parlement rakyat Darah (PRD) Biak, Yudas Kossay Sekertaris Umum KNPB wilayah Biak dan Dortheis Bonsabia Kondinator NFRPB.
Sidang ke 7 dengan agenda Pembelaan atau Peledoi oleh penasehat hukum Olga Hamadi SH.Mhum di pengadilan negeri biak dilaksanakan pada hari ini Kamis 03 Desember 2015, pukul 14.10 WPB sampai dengan berakhir pada 15.00WPB .
Dalam pembacaan Peledoinya Olga Hamadi mengatakan pasat penghasutan dan pasal makar yang ditudukan kepada 3 Aktivis tersebut tidak relevan dan tidak kuat karena mereka ditangkap sebelum aksi demo berlangsung, dan masih dalam perencanaan.
karena rencana aksi demo tersebut dibubarkan oleh aparat kepolisian masih dalam tahapan persiapan. Selain itu Apolos Sroyer Dan Dortheis Bonsapia bukan ditangkap pada saat demo berlangsung namun mereka dipanggil pada tanggal 20 mei 2015, untuk meminta penjelasan oleh intelkam polres biak, terkait rencana aksi demo damai tanggal 21 Mei 2015. Kemuadian sekertaris Umum KNPB biak yudas Kosay bersama 17 orang lainya ditangkap pada pukul 08 pagi sebelum aksi demo berlangsung.
Dengan demikian mereka tiga belum melaksanakan demo tersebut, dan tidak menimbulkan korban orang lain atau menggaggu aktfitas umum di biak . dan mereka juga tidak merencanakan penyerangan terhadap pejabat negara sesui degan pasal yang tudukan kepada ketiga terdakwa.
Selain dalam fakta Persidangan mereka tidak terbukti melakukan penghasutan dan makar yang ditudukan oleh jaksa penuntut Umum. Setelah pembacaan peledoi oleh penasehat hukum, hakim menututup sidang dan akan lanjutan kembali sidang putusan akhir berdasarkan peledoi dari penasehat hukum, pada tanggal 7 desember mendatang.
Sebelumnya sidang Apolos Sroyer dan tiga orang rekanya divonis satu tahun 6 bulan penjara dengan pasal makar dan penghasutan. Sumber KNPB news.

ARTIKEL & OPINI