PNWP & KNPB

TANAH PAPUA

TPNPB - OPM

POLHUKAM

NASIONAL & INTERNASIONAL

Juli 2014



Masyarakat di Kabupaten Mimika yang ikut perang pada beberapa bulan lalu di jayanti, antara Masyarakat Moni, Amungme,Paniai Dengan Dani, Damal, kini menjadi persoalan antara masyarakat yang ikut perang dengan TNI/POLRI, Tadi pagi salah satu Masyarakat Yonas Beanal, Mengaku dirinya dikejar oleh TNI/POLRI hal ini bagi seluruh Masyarakat  di bumi Amungsa Mimika, yang terlibat dalam Perang pada beberapa bulan lalu, Dalam bulan Mei sampai Bulan Juli 2014 sampai saat ini masih saja TNI/POLRI di kejar-kejar akhirnya masyarakat di kabupaten Mimika yang terlibat dalam lari ke hutan-hutan dan yang mempunyai Beli Tiket berangkat ke Kota lain.
Beliau mengaku, Pada Bulan Mei sampai Juni lalu  sekitar Sepuluh orang Masyarakat Amungme, dan dari Suku Damal, Moni, Paniai dan Dani tidak di hitungkan karena tidak ketahui pasti, suku yang lain juga banyak yang di tangkap dan di penjarahkan yang terliabat dalam perang,  sementara sekarang dua belas orang suku Amungme ada di Tahanan, Beliau mengaku sementara masyarakat Amungme yang ada di pedalaman kabupaten Mimika maupun disekitar Kabupaten Mimika, sedang kumpul Uang Karena Polres Mimika meminta untuk  setiap orang Bayar Dua Puluh Jutah (20.000.000;) untuk satu kepala, agar mereka yang di penjarahkan bisa bebas keluar dari tahanan hal ini sehingga masyarakat sedang dalam pengumpulan uang untuk membebaskan mereka yang sementara ada dalam tahanan.
Yonas juga mengaku, seluruh masyarakat Mimika, Merasa tidak aman belum ketahui kondisi keluarga di rumah karena Terauma dan Takut di tangkap oleh TNI/POLRI, Oleh karena itu Beliau Memintah  Pihak Pemerintah, LSM,Mahasiswa,Lemgbaga – Lembaga Hak Asasi Manusia untuk perhatian khusus dalam hal ini dan apakah Polres Mimika Mintah Dua Puluh Jutah untuk satu kepala, agar bisa bebas dari tahanan ini sesuai mekanisme hukum yang berlaku di indonesia atau tidak bernada pertanyaan, Polisi merupakan penegak Hukum maka seluruh persoalan diputuskan sesuai Amanat UUD yang ada jangan menguranggi dan menambah hukum yang ada di Indonesia tegasnya. By Melky B  (SKA_OPM DAN AGAMA).





Mahasiswa baru yang telah tes lokal di UNIVERSITAS NEGERI PAPUA (UNIPA)  pada beberapa hari lalu, pengumuman hasil tes di tempel pada hari ini sabtu,25 Juli 2014 pada jam 17.00 Wit malam, namun berujung  dengan masalah atas tidak kepuasan dari calon-calon mahasiswa baru yang tes lokal tersebut kebanyakan tidak lolos , sampai mahasiswa hampir saja berujung dengan anarkis, dalam protes tersebut hadir pembantu rektor I dan menjelaskan atas mereka yang tidak lolos bahwa hasil yang dikeluarkan sesuai keputusan  dengan dekan-dekan setiap fakultas, senat, dan sesuai nilai  tes dari calon-calon mahsiswa dan sesuai kapasitas ruang kuliah, kursi yang ada. kami tidak bisa menambahkan lagi sehingga hasil yang dikeluarkan sesui dan sah,  namun mahasiswa kembali protes mengapa hasil tes bisa disampaikan malam-malam, terus mengapa kebanyakan anak-anak pribumi papua tidak lolos, sedangkan anak-anak pendatang diterima banyak, terus calon mahasiswa ini sangat kecewa dan mereka mengatakan kami dari daerah yang tidak tahu dan datang di kota studi untuk tidak tahu itu menjadi tahu mengapa Unipa menerima mereka yang tahu dan tidak menerima kami sebagai mahasiswa disini, mereka suga meminta meloloskan yang tidak lolos dan ruang kuliah di bagi dua yaitu kuliah pagi dan kulih sore namun Pembatu rector menjawab kurang dosen mengajar, yang ada juga biasanya banyak proyek keluar, sistim kuliah sudah tetapkan praktek jadi sulit namun tangapi mahasiwa bangaimanapun harus terima kita disini karena kami dating dari jahu, gunung-gunung, lemabh-lembah dengan tujuan kuliah disini sesuai hasil sosialisai dari Pihak Unipa sampai tidak ada solusi akhir sehingga,pada jam 20.26 wit.  pembantu Rektor mengatakan dirinya tidak bisa mengambil keputusan yang bisa Rektor, sedangkan Rektor sementara ini keluar daerah, oleh karena itu beliau memohon membubarkan diri, maka mahasiswa minta hasil tes yang dikeluarkan tadi Tidak Sah, hasil sah  kami akan di dengar dari Rektor UNIPA pada hari Rabu 29 juli 2014.dan mengambil keputusan bahwa Hari rabu 29 juli 2014 akan bertemu dengan Rektor unipa Yurel Mofu. By.(M.b)

Pada waktu itu , Tepat pada malam Minggu, 12 Juli 2014, Jam 11.00 Wit, Terjadi kecelakaan di jalan raya utama amban depan kampus UNIPA, Akhirnya dua orang korban celakah, akibatnya, seorang mabuk menggunakan motor Merk Rsking tidak memiliki lampu dan keadaan beralkohol miras, menabrak Alm.Tenny Wankdo selaku mahasiswa UNIPA baru saja Memasuki  semester III di fakultas Ekonomi juga mahasiswa binaan LPMAK (Lembaga pengemngan masyarakat amungme dan kamoro), mengalami kecelakaan  akhirnya meninggal dunia, dalam kecelakaan itu Alm.Tenny W tangan kanan patah, muka hancur luka-luka sampai seluruh badan hancur dengan posisi badan yang belum bisa katakan selamat,  setelah kejadian itu pihak korban dan pelaku di bawah ke RSUD Manokwari pada saat itu, setibah disana dalam penanganan dokter, pasang infus dan oksigen, setelah dua hari kemudian pelaku bermarga Isir asal sorong di pindakan ke rumah sakit angkatan Laut (AU) dengan maksud mengantisipipasi dengan keadaan Alm. Tenny Wandikbo Asal Timika yang kondisi tubuh parah itu.
 salasa malam  Jam 11.00wit  Tenny Meninggal Dunia di RSUD Manokwari, Pada saat itu juga teman-temannya mahasiswa pegunungan tenggah yang bergabung dalam Ikatan Mahasiswa Pegunungan Tengah (IMPT) di Manokwari  sangatlah emosional sehingga, dengan kekuatan masa sekitar 200-300 san, Menuju ke asrama baru saja bangun oleh pemerintah kota sorong dan mungkin dalam persiapan peresmian itu dibakar dan satu rumah milik masyarakat  sorong bersama 3 motor dibakar sampai hangus.
Untuk penyelesaian masalah itu orang tua Almahrum Tenny datang dari Timika Tibah di Manokwari kemarin, senajah sementara di tempatkan didepan  4 Asrama,  asrama Mahasiswa, Ndugama,Timika, Intan Jaya, Puncak Papua  di Manokwari,untuk menunggu keputusan antara Orang Tua Korban Dan Orang Tua Pelaku, ketika selesai kesepakan, senajah akan diberangkatkan ke Timika  untuk pemakaman disana.
Hasil  keputusan antara pihak korban dengan pelaku dibicarakan di Kapolsek Amban Manokwari, dalam pengambilan keputusan Saksikan Juga Dari Pihak  Kepolisian Manokwari, Kepala Suku Sorong Bersama Keluarga  Pihak Pelaku, Kepala Suku Pegunungan Tengah, Badan Pengurus .Ikatan Mahasiswa Pegunungan Tengah (Bp.IMPT), Ketua Koordinator Mahaswa Masing-Masing Wilayah Pegunungan Tengah Dan Mahasiswa Dan Masyarakat  Lainnya.dalam keputusan itu pihak korban meminta bayar kepala sebesar satu Miliar Lima ratus juta kepada pihak pelaku dan diterima oleh pihak pelaku, telah kesepakatan Keputusan maka besok hari Kamis,Tgl, 17 Juli 2014 orangtua Alm. Tenny w dengan jenazah akan berangkat dikesana, orang tua Alm.Tenny katakan setibah disana tidak bermalam namun sekitar 2-3 jam untuk keluarga almahrum  di Timika yang berada di kilometer sebelas melihat muka langsung dimakamkan pada waktu itu juga. (Mb/ suara kota awal opm dan agama)



ARTIKEL & OPINI