PNWP & KNPB

TANAH PAPUA

TPNPB - OPM

POLHUKAM

NASIONAL & INTERNASIONAL

Agustus 2014





Free West Papua Campaign - Perth Australia



Radio Australia, 26 Agustus 2014 03:15 PDT , Pemerintah Selandia Baru yang baru saja disahkan gerakan menyerukan "kebebasan media asli di Papua Barat". Sayangnya, pada tanggal 6 Agustus dua wartawan Prancis, Thomas Dandois dan Valentine Bourrat, yang melaporkan krisis hak asasi manusia tumbuh di wilayah Lanny Jaya Papua Barat ditangkap dan sedang diancam dengan 5 tahun penjara dan denda $ 40.000 hanya untuk pelaporan di Papua Barat.

Peristiwa ini telah memicu panggilan internasional baru untuk kebebasan media di Papua Barat.
Harap mendukung gerakan ini dengan menulis ke perwakilan Anda terpilih untuk meminta pemerintah Anda untuk bergabung Selandia Baru pada panggilan pada Indonesia untuk memungkinkan kebebasan penuh untuk wartawan lokal dan internasional untuk melaporkan situasi politik di Papua Barat.

Surat model untuk Anda untuk mengirim ke perwakilan Anda terpilih berikut. Kami akan sangat berterima kasih untuk mendengar tanggapan yang Anda dapatkan dari pemerintah Anda
.
Surat Model untuk mengirim ke perwakilan Anda terpilih.
Sayang ... ..
, Saya menulis kepada Anda sebagai perwakilan politik untuk menyenangkan mendesak pemerintah untuk mendorong akses bagi wartawan internasional untuk Papua Barat, yang telah secara ilegal diduduki oleh Indonesia sejak 1963.

Papua Barat yang sebelumnya merupakan koloni Belanda tetapi diserahkan kepada Indonesia pada tahun 1960 tanpa konsultasi dari masyarakat adat dan sepenuhnya bertentangan dengan keinginan mereka. Orang-orang Papua Barat telah ditolak hak-hak dasar mereka untuk menentukan nasib sendiri dan kemerdekaan sejak saat itu dan berjuang untuk hak-hak ini sampai hari ini terhadap militer Indonesia yang semakin brutal yang telah menewaskan sekitar 500.000 penduduk asli Papua. Dalam upaya untuk menutupi pelanggaran HAM, genosida dan pendudukan; pemerintah Indonesia masih melarang wartawan asing dari pelaporan di Papua Barat dan dengan ancaman kekerasan membatasi bahkan wartawan lokal dari mendokumentasikan perjuangan kemerdekaan.

Orang-orang Papua Barat sangat membutuhkan akses wartawan internasional dan kebebasan media di negara mereka sehingga dunia luar akan dapat memperhatikan pelanggaran hak asasi manusia terjadi di sana. Hal ini akan memungkinkan masyarakat internasional untuk bertindak untuk mencegah kekerasan tersebut terhadap rakyat Papua Barat di masa depan dan memungkinkan mereka hak asasi manusia mereka, termasuk hak lama tertunda mereka untuk menentukan nasib sendiri.

Untungnya, pada tanggal 30 Juli tahun ini, Parlemen Selandia Baru melewati gerak bersejarah, bergerak bahwa "panggilan rumah pada Presiden baru Indonesia berkomitmen untuk kebebasan media asli di Papua Barat termasuk hak wartawan lokal dan internasional untuk melaporkan situasi politik di sana tanpa resiko penjara atau pelecehan oleh negara Indonesia. "mosi itu berlalu tanpa oposisi dan merupakan salah satu bangunan utama di jalan akses wartawan ke Papua Barat. Dengan pemerintah lebih mendukung kebebasan media penting seperti, semakin besar kemungkinan Indonesia adalah untuk akhirnya membuka pintu disegel di Papua Barat dan membiarkan dunia tahu tentang situasi nyata di sana.
Sayangnya pada saat ini situasi di Papua Barat sendiri hanya semakin buruk. Baru-baru ini militer Indonesia memulai operasi di wilayah Lanny Jaya Papua Barat dalam upaya untuk membasmi sentimen pro-kemerdekaan. Tentara Indonesia saat ini membakar desa-desa, membunuh ternak dan memaksa ribuan penduduk desa mengungsi bersembunyi di hutan di mana mereka menderita dalam kemiskinan. Pada 6 Agustus, dua wartawan Prancis, Thomas Dandois dan Valentine Bourrat yang telah berusaha untuk mendokumentasikan situasi darurat ini untuk Perancis / Jerman Channel TV Arte, ditangkap oleh polisi Indonesia. Mereka sedang diancam dengan 5 tahun penjara dan denda $ 40.000 hanya karena mereka adalah wartawan yang beroperasi di Papua Barat.

Sebagai wakil saya, saya meminta Anda untuk menyenangkan mendesak pemerintah untuk bergabung dengan Selandia Baru dengan memanggil pemerintah Indonesia untuk mengizinkan akses wartawan penuh dan kebebasan media di Papua Barat. Silakan meminta pemerintah untuk menekan negara Indonesia untuk memungkinkan kebebasan media asli sehingga wartawan seperti Thomas Dandois dan Valentine Bourrat dan orang-orang Papua Barat dapat dengan bebas melaporkan situasi nyata dan mendesak di Papua Barat. Ini adalah harapan saya yang tulus bahwa dengan dukungan tersebut pemerintah Indonesia akhirnya akan membiarkan kebenaran diberitahu dan dunia akan bertindak untuk membiarkan orang-orang Papua Barat hak asasi manusia mereka.
melaporkan oleh Protes Global Bebas  melalui Free West Papua Campaign - Perth Australia


Free West Papua Campaign - Perth Australia: Ask your government to support media freedom in We...: The New Zealand government recently passed a motion calling for “genuine media freedom in West Papua”. Sadly, on 6th August two French j...







Manokwari Pada Tanggal, 15 Agustus Hari New York Agreement Intelejend INDONESIA Memprofokasi Masyarakat Papua dengan cara kibarkan benderah bintang fajar yang berukuran tidak terlalu besar di dalam kampus UNIPA di Tower tertinggi.
Masyarakat  banyak di jalan-jalan  mengaku pengibaran benderah bintang fajar di dalam Kampus UNIPA di Tower. Setelah mendengar kabar itu, media ini  memantahu, benar ada terjadi pengibaran benderah tidak terlalu tebal itu, sedang berkibar di ketinggian  tower, Rakayat Disekitar jalan Raya Amban depan Kampus UNIPA  sedang menonton, stelah dari pagi sampai  jam 14.23 WIT,  Dua orang dari mahasiswa salah satunya Wapresma panjat tower  untuk menurunkan bendera Bintang Fajar yang sedang berkibar di tower tinggi itu.
Setelah kedua orang itu menurunkan bendera tersebut, masyarakat dan mahasiswa protes dan kerumung mereka Dua amprir saja  anarkis, alasan masyarakat dan mahsiswa disekitar itu  karena sampai di ketinggian diatas tidak hormat cabut bendra dan di bawa turun, banyak masyarakat di sekitar kejadian itu mengaku mengapa tidak terhormat dan atas perintah satuan militer mana mereka bisa  berani panjat Tower Tinggi itu dan menurunkan  benderah bintang Fajar.
Seluruh masyarakat di sekitar kejadian mengaku kejadian itu mestinya malam  hari dan pelakunya pasti orang yang pintar dan terdidik atau kerja  intelejend dengan alasan masyarakat itu pasti takut karena  Tower paling Tinggi, Masyarakat Papua tidak mungkin pastinya mereka takut strom atau jatuh dan lain-lain, Tetapi ini memang orang yang terlatih pastinya kerja Intelejend Indonesia untuk mengacaukan situasi 15 agustus 2014, hari new york agreement.]
 
Hari ini tanggal, 10 agustus 2014, Kepolisian  Manokwari memeriksa kedua Anggota KNPB Mnukwar, Rober yanegga dan Oni weya, yang ditangkap pada jumat lalu, setelah pemeriksaan kepolisian Manokwari mengatakan Kedua anggota Kena pasal kitab undang-undang no 160, hal ini di benarkan oleh jubir KNPB Mnukwar Sarpas Mbisikmbo, Melalui  sms singkat, bahwa hasil pemeriksaan kedua aktivis memang  benar, mbisimbo mengatakan  kata polisi kedua Aktivis  kena pasal 160 dan  juga jubir KNPB Mnukwar memprotes sesuai dengan  kronologis penangkapannya tidak sesuai mekanisme, yaitu kedua anggota KNPB Mnukwar ini, saat penangkapan bukan sedang  coret-coret di tembok namun, Mereka pada saat pulang ke rumah dalam perjalanan dan polisi tidak memilikih izin atau surat tugas penangkapan namun kepolisian manokwari tetapkan sebagai melanggar kitab undang-undang no 160, itu tidak sesuai kronologis penangkapan, sementara kedua anggotannya masi di tahan di tahanan kapolres Manokwari,  kronologis penangkapan dapat di lihat di sini,http://westpapuaolem.blogspot.com/2014/08/2-anggota-knpb-mnukwar-di-tangkap-polisi.html.MB.Suara Kota Awal OPM dan AGAMA.
Manokwari, 08 Agustus 2014, Pada Jam 03.30 Wit, Terjadi penangkapan oleh tentara Angkatan Laut (AL), Bersama polisi berpakaian Preman menangkap dua orang anggota KNPB Mnukwar. Berikut kronologis Kejadiannya:
Pada jam 03.30 Wit malam terjadi penangkapan kedua orang Anggota KNPB Mnukwar  di Amban  Jalan Raya Bumi Marina Kompleks  Perumaan Angkatan Laut (AL), yang menangkap atas Nama Robert Yelemaken dan ONY  Weya, Pada Pagi subuh itu meraka sedang dalam perjalanan mengunakan Motor menuju ke Amban Tujuan Pulang ke rumah namun dihadang  oleh   Tiaga (3) Anggota TNI Angkatan Laut dan satu (1) Anggota Polisi yang Berpakaian Preman dihadang Mereka Dua setelah itu, mereka menyuru kedua anggota KNPB Mnukwar Tiarap Dan Di Tendang Kasi Jatuh  Ke Dalam  Got atau Selokan, Lalu memukul mereka mengunakan Karet Mati,Rotan,pake laras senjata, tendang pake sepatu laras, setelah itu  Cat Yang Mereka Dua  Bawah Itu Di Siram  di Kepala Mereka Dua sampai keseluruh badan dibasahi Cat , Setelah Itu Di Suruh Minum Cat itu mengunakan tangan sehingga mereka dua minum Cat tersebut.
Identitas ke dua Anggota KNPB tersebut sangat jelas,bahwa Mereka bagian Media Propoganda KNPB Mnukwar sehingga mereka dua menjalani Tugas dengan Coret-coret Tembok menyangkut Boikot/Tolak Hut NKRI Ke-69, yang tepat pada 17 Agustus 2014, Kedua anggota juga mengatakan pada saat Penangkapan itu dirinya berkata ke polisi  bahwa mereka jalani coret-coretan di Tembok jelas dari mereka.
Setelah penyiksaan itu dilakukan,  Membawah mereka Dua ke Polres Manokwari, menggunakan mobil Patroli Milik polisi, dalam perjalanan masi lagi memukul mereka sampai ke Polres Manokwari, Tibah di polres masi memukul mereka hingga,  mata Rober Yalemaken bagian kanan bengkak sedangkan Oni dagu hancur tidak bisa makan dan  badan kedua anggota KNPB ini benar-benar hancur  bagian tubuh mereka dua.Tibah di tahanan polres Manokwari Rober Sms ke jubir KNPB Mnukwar Sarpas Mbisikmbo Bahwa saya di tangkap dari polisi sedangkan Handponnya Onny disitah oleh polisi, setelah Jubir Menerima Sms itu Jubir telepon ke Onny  Weya untuk pastikan Namun yang angkat  telepon oleh  anggota    polisi : Jubir tanya, : ini dengan Oni ka? Jawab Polisi Ya ini dengan Oni. Jubir, ade  Rober sama-sama ka? Ya kita dua sama-sama di wosi, pada hal yang sebetulnya yang menjawab telepon bukan Ony tetapi oleh anggota polisi dan menipu jubir KNPB  Mnukwar.
Terjadi  kejadian penangkapan maka pagi jam 07.30 wit. Ketua KNPB Mnukwar Alexander Nekenem bersama enam orang Anggota KNPB Memastikan posisi atau penangkapan dari Pihak Polisi atau militer   sehingga, enam orang bersama alex ,  menuju ke wosi sesuai pembicaraan polisi  pada subuh, dalam perjalanan Rober telepon Melalui Handponenya bahwa, posisi mereka di Polres Manokwari sehingga menuju kesana, setibah disana ketemu dengan ayudan Polres Manokwari untuk minta ketemu Kapolres Manokwari namun Ayudannya mengatakan Kapolres badanya Tidak enak jadi masi tidur jadi tidak bisa ketemu arahkan ke enam orang bersama ketua KNPB mnukwar ke Reskrim sehingga tidak ketemu bagian Reskrim namun pulang.











ARTIKEL & OPINI