PNWP & KNPB

TANAH PAPUA

TPNPB - OPM

POLHUKAM

NASIONAL & INTERNASIONAL

November 2014




sangat  disayangkan  tiga tahun kemudian orang papua akan di kemanakan. belum sampai lima bulan pada masa jabatan Presiden Joko Widodo dengan Yusuf Kalla, pasar di papua barata kuasai oleh non papua .


 Pada hari senin sore tanggal, 24 November 2014,  melaluai media ini memantahu keadaan pendapatan Nilai uang jualan hasil bumi rakyat di pasar wosi dan sanggeng manokwari yang merupakan pasar utama manokwari. Ternyata kedua pasar benar-benar dikuasi oleh masyarakat non papua , masyarakat asli papua di singkirkan benar-benar. Bayangkan saja seketika transmingrasi akan masuk ke papua yang baru-baru di rilis di media.https:suarapapua.com yang jelas orang papua akan jadi Miskin diatas tanahnya sendiri bahkan menjadi penonton.
Orang papua tersingkir yang berlehbian akhirnya, pemantahuan melalui media ini mama papua sempat adu mulut antara mama papua dengan mama papua, mama-mama papua adu mulut,  karena tempat jualan  salah satu mama suda datang jualan sebelumnya dan dianggap tempat jualan tetap baginya, Berikutnya kemarin, mama satu mendaulu datang jualan di tempat yang sama, sementara mama tersebut sedang dalam jualan datanglah mama yang sebelumnya lalu melihat tempatanya di pake jualan akhirnya adu mulut. Sebenarnya hal ini sangat disayangkan karena Menempatkan Pedagang orang Non Papua di tempat yang layak di gedung namun mereka klaim tempat semua dalam Ruko-ruko maupun di luar ruko akhirnya tempat jualan bagi mama papua di sempitkan bahkan tidak ada tempat sama sekali.
Hasil- hasil pendapatan bahkan barang yang layak dijual oleh  orang papaua seperti buah Pinang, sirih, Kapur dan buah-buahan lainya juga di klaim dan di jual juga oleh orang non papua. Pendapatan orang asli papua sangat minim dan sedang dalam penyingkiran di pastikan dua tahun kemudia orang papua tidak akan jualan di pasar ketika  tidak ada transmingrasi, kalau ada transmigrasi maka kurang dari satu tahun orang papua akan tersingkir jahu dan akan dikuasai oleh orang non Papua.
Kesaksian salah satu mama papua di wosi manokwari bahwa, Kami jualan hasil kami tetapi persaingan sangat kuat antara orang asli papua dan non papua, sebenarnya orang non Papua tidak perluh dijualkan seperti Pinang saja suada ambil kuasa, sehingga hasil jualan mereka (mama papua) kadang tidak laku sehingg di bawa pulang, setelah itu mama tersebut dengan nadah sedih  Bertanya bahwa pemerintah tidak memperhatikan hal ini apa ada PERDA atau tidak untuk orang papua juga ada nafas sedikit di pasar.( Melky Beanal)
 
 



Pada kesempatan ini saya perlu menyampaikan bahwa Parlemen Nasional West Papua ( PNWP) yang di dalamnya terdapat 23 Parlemen Rakyat Daerah ( PRD) beserta Komite Nasional Papua Barat ( KNPB) telah siap untuk menghadiri dan menyukseskan pertemuan gerakan kemerdekaan West Papua di Vanuatu.
PNWP dan KNPB mempunyai satu manjemen perjuangan dimana PNWP adalah kamar representative politik nasional perjuangan West Papua, dan KNPB adalah kamar media untuk mendiasi rakyat untuk melaksanakan keputusan politik yang disepakati bersama PNWP dan KNPB secara nasional.
Pentingnya Agenda konsolidasi kelompok-kelompok gerakan Papua merdeka ini juga merupakan tuntutan Rakyat Melanesia di West Papua, dimana tuntutan ini telah di putuskan pada Sidang Tahunan PNWP ke 1 pada tahun 2013 dan Sidang ke 2 tahun 2014 tentang mendukung sikap politik pemerintah Vanuatu dan siap menyukseskan pertemuan West Papua yang difasilitasi pemerintah Vanuatu sebagai bagian dari konsolidasi gerakan perjuangan West Papua.
Pada awal rencana pertemuan West Papua yang difasilitasi pemerintah Vanuatu ini, PNWP dan KNPB pada prinsipnya sangat respon untuk mendukungnya, hal ini kami telah nyatakan secara terbuka dalam bentuk melakukan aksi dukungan terhadap pemerintah Vanuatu karena mendukung dan membawa West Papua pada forum international ( Regional, forum Negara-negara persemakmuran dan Sidang-sidang PBB).
Negara yang secara resmi dan terbuka untuk menyatakan dukungan dan bersama perjuangan West Papua adalah Vanuatu, maka tentu PNWP dan KNPB sangat respon terhadap sikap-sikap pemerintah Vanuatu untuk memfasilitasi konsolidasi gerakan dan pengelolaan manajemen perjuangan kemerdekaan West Papua.
Saya juga telah pastikan bahwa, Free West Papua Campaign yang ada di PNG di bawa pimpinan Gubernur Port Moresby, Tuan Powes Parkop untuk menghadiri dan menyuseskan pertemuan West Papua di Vanuatu.
Hal ini menunjukan bahwa PNWP, KNPB dan Free West Papua Campaign telah siap untuk menghadiri dan menyuseskan pertemuan itu guna menyamakan pikiran-pikiran dan mendorong satu agenda bersama.
Pada kesempatan ini juga saya mengajak kelompok-kelompok gerakan kemerdekaan West Papua lain untuk dapat menghadiri pertemuan itu dan tidak berpegan pada egoisme yang dimilikinya. Inilah saatnya kita mengakhiri perbedaan yang ada dan mengakui perbedaan yang kita miliki dan menyatakan satu langkah bersama untuk memantapkan dan meningkatkan gerakan perjuangan kita yang solid dan berkualitas.
Kesempatan ini juga saya menghimbau kepada seluruh komponen rakyat West Papua untuk menunjukan sikap politik anda dan bersama mendukung serta menyuseskan pertemuan West Papua di Vanuatu itu. Di Sampakan Oleh Buchtar Tabuni, Ketua Parlemen Nasional West Papua (Pnwp)



Benny telah menulis pernyataan ini setelah puluhan aktivis Komite Nasional Papua Barat (KNPB) ditangkap baru-baru ini dalam mendukung peluncuran Pengacara Internasional untuk Papua Barat  di Belanda.

Baru-baru ini, pada tanggal 19 dan 23 November, 31 orang Papua Barat ditangkap dan 3 tembakan oleh polisi Indonesia di Nabire, Dogiyai dan Kaimana.

Mereka damai menunjukkan dalam mendukung peluncuran Pengacara Internasional untuk Papua Barat (ILWP) di Belanda, yang saya baru-baru ini menghadiri.  ILWP mendorong untuk penentuan nasib sendiri bagi Papua Barat dan meningkatkan kesadaran penting tentang bagaimana orang-orang kami memiliki hak dasar ini di bawah hukum internasional.
Demonstrasi juga diadakan untuk merayakan ulang tahun ke-6 dari berdirinya Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Ini adalah organisasi sipil massa damai, memobilisasi orang saya untuk damai menolak pemerintah Indonesia sehingga mendorong kebebasan kita.
Pada tanggal 19 November, KNPB memobilisasi ribuan orang saya di seluruh negeri untuk mengambil bagian dalam pertemuan damai  ini.

Di Nabire, demonstrasi secara paksa dibubarkan oleh polisi Indonesia dan menangkap 13 orang Papua. Di Dogiyai, polisi Indonesia membubarkan demonstrasi lebih dari 300 warga Papua dengan melepaskan tembakan ke kerumunan, menembak 3 orang dan menangkap 12 dari mereka. Demikian pula, pada hari minggu di Kaimana, Papua Barat 6 ditangkap tanpa surat perintah penangkapan setelah polisi Indonesia gagal membubarkan demonstrasi lebih dari 700 orang Papua Barat pada 19 November.

Banyak orang Papua Barat yang ditahan pekan lalu masih ditahan di balik jeruji besi oleh polisi Indonesia dan saya sangat prihatin untuk keselamatan dan kesejahteraan mereka. Sebagai mantan tahanan politik sendiri di Papua Barat, saya memiliki pengalaman tangan pertama dari kondisi yang tidak manusiawi yang ditangkap Papua disimpan dan ancaman konstan penyiksaan lebih lanjut oleh polisi dan penjaga penjara. Saya telah mendengar sudah bagaimana Ketua KNPB di Nabire, David Pigai ditembak dan ditikam di kepala dengan bayonet. Dia sekarang sedang dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan di penjara dan banyak narapidana lain yang sakit karena kekurangan makanan, air dan perawatan kesehatan.

Saya sepenuhnya mengutuk layanan pemerintah, polisi dan intelijen Indonesia atas tindakan jahat ini kekerasan dan penahanan tidak sah termasuk penembakan dari 3 demonstran damai. Contoh kebrutalan seperti menunjukkan kepada dunia bahwa pemerintah dan pemerintah Indonesia di Papua Barat masih sangat takut orang saya menyuarakan tuntutan kami untuk kebebasan karena dunia luar mulai mendengar kita dan mendukung pemenuhan hak kita untuk menentukan nasib sendiri.

Saya menuntut agar pemerintah Indonesia segera membebaskan semua mereka yang ditahan di Nabire, Dogiyai dan Kaimana dan segera membawa ke pengadilan semua orang yang bertanggung jawab atas penembakan dan ungu penyebaran demonstrasi damai.

Saya juga sedang memanggil semua teman-teman dari Papua Barat termasuk kelompok-kelompok seperti Amnesty International dan Human Rights Watch untuk menyenangkan menekan pemerintah Indonesia dan menyerukan pembebasan para tahanan. Silahkan hubungi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia di Nabire pada nomor ini: +62 081352099818 dan kantor mereka di nomor ini +62 098421008 Silakan meminta mereka untuk segera membebaskan para demonstran Papua Barat yang ditahan dan berhenti melanggar hak-hak orang yang tidak bersalah lainnya di West Papua.

Terima kasih banyak, dukungan tersebut sangat penting bagi kesejahteraan semua tahanan politik di Papua Barat
Orang-orang saya bertahan penindasan konstan, penahanan dan serangan hanya untuk berbicara untuk hak-hak kami dan hanya untuk menjadi siapa kita. Kami sangat membutuhkan dukungan Anda untuk mengakhiri 5o tahun kami penderitaan dan pelanggaran hak asasi manusia di tangan pemerintah Indonesia. Harap membantu orang saya untuk memiliki hak-hak dasar kami untuk menentukan nasib sendiri dan kebebasan yang diakui. Dengan dukungan Anda, kami percaya bahwa suatu hari kita akhirnya akan bebas.

Benny Wenda
Pendiri Kantor Kampanye Kemerdekaan Papua Barat dan Pemimpin gerakan Kemerdekaan Barat Papua
---------------
Papua Barat di Nabire menunjukkan dukungan mereka untuk peluncuran ILWP di Belanda. Banyak dari mereka dalam pengumpulan ini ditangkap iklan sekarang di penjara.
Catatan: Nama-nama mereka ditembak di Dogiyai adalah: 1. David Pigai 2. Arsel Pigai dan 3. Okto Tebay

Mereka ditangkap di Dogiyai adalah: 1. Aneas Anau 2. Marsel Sau Edowai 3. David Pigai 4. Agus Waine 5. Marten Pigome 6. Okto Tebay 7. Fery Pekey 8. Wilem Pigai 9. Ausel Pigai (A) 10. Ausel Pigai , (B) 11. Stephen Goo dan 12. Tomas Waine.
Mereka ditangkap di Nabire adalah: 1. Sadrak Kudiai 2. Alex Pigai, 3. Japeth Keiya 4. Agus Tebay 5. Mecky Kadepa 6. Christina Yeimo 7. Hans Edowai 8.Stepehn Edowai 9. Elia Tebay 10. Natan Pigai 11. Niko Motte 12. Alpia Kadepa dan 13. Derius Goo.

Mereka ditangkap di Kaimana adalah: 1. Gofur Kurita 2. Dewi Kurita 3. Niklas Busira 4. Marden Namsau 5. Kores Namsau dan 6. Demianus Waita.


Sumber: infopnwp.blogspot.com




SKA-OPM Dan AGAMA, Pada hari INI  3 November 2014, Mahasiswa universitas negeri papua (unipa) manokwari melakukan aksi di depan  kampus jalan raya utama amban, aksi pemalangan kampus di mulai pada jam 7.00 wit ,Melakukan pemalangan dengan menutup  lima  pintu masuk kedalam areal  Kampus diantaranya Pintu Pertama Depan Kios Mbamar,  kedua pintu masuk utama Menuju fakultas fakultas Ekonomi dan AULA Utama, ketiga pintu masuk fakultas peternakan perikanan dan kelautan (FPPK)  ke Empat pintu masuk Fakultas Kehutanan dan Kelima Pintu Masuk Rektorat UNIPA.
setelah pemalangan dilakukan masa di pusatkan  di depan Pintu masuk utama  kampus UNIPA dengan bakar bekas ban mobil  sebanyak dua kali dan masa duduk rapi di Jalan Raya Utama Amban, dalam aksi itu di kordinir oleh kordinator aksi  Hugo asraw dan mulai orasi –orasi dari seluruh Mahasiswa dan Gubernur Mahasiswa dari setiap Fakultas, Aksi itu Mahasiswa UNIPA Mendesak kepada Rektor UNIPA Dr. Suriel Mofu untuk  mempertanggung jawabkan atas seminar tentang Papua Pada Tanggal, 15 Oktober 2014 yang diselengarakan oleh kerja sama KBRI Den Haag dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda dan Internasional Institute Of Social Studies (ISS). http://ina.indonesia-seminar-papua-development-implementation-and-challenges-papua-di-iss-belanda
AKSI Terus berlanjut dari jam 07.00 Wit hingga jam 11.00 wit membakar kedua kali ban bekas mobil dengan tuntutan segera Rektor datang ke tempat kejadia aksi dan segera pempertanggung jawabkan Seminar di Uni Eropa tentang papua karena dalam berita- berita yang mereka peroleh sebanyak Tiga Negara yang beliau  turun Mensosialisasikan tentang Situasi Papu,  Pendidikan di papua  dan kesehatan di papua.
Aksi Masi Berlanjut Hingga Jam 12.00 Wit,  Namun Rektor Tidak Ada Di Tempat, Beliau Berangkat, Maka Kordinator Aksi Hugo bersama BEM UNIPA mengajak Mahasiswa Membubarkan Diri Dan Mereka Akan Melanjutkan Aksi Tersebut Besok, Tanggal, 4 November 2014,  Hingga Ada Pertanggung Jawaban Dari Rektor, Sementara Dua Spanduk Yang Bertulisan Bem UNIPA Meminta Bapak Rektor Untuk Menjelaskan Aksi Penolakan Rektor UNIPA Dan FRANS YOKU Di Negara Kincirangin Belanda” dan
 Mahasiswa UNIPA meminta Rektor Unipa mempertanggung jawaban penuh terhadap seminar pembanggunan, Implementasi dan tantanggan yang di adapi masyarakat di papua yang di gelar di uni Eropa (Belanda, Belgia dan Jerman), Spanduk tersebut, Masi terbentangkan di depan pintu masuk Kampus UNIPA.
MEDIA KEGIATAN SEMINAR   EROPA dapat di baca disi:
www.antaranews.com. 2Ftokoh-papua-barat-bahas-kerjasama-pembangunan-dengan-belgia-
KBRI Den Haag/ http://www.kemlu.go.id
ATRAnews













ARTIKEL & OPINI